Menemukan Cahaya Di Ruang Kehampaan


Langit siang itu menangis. Menitihkan air matanya yang amat berlimpah, ditunggu-tunggu semuga mendatangkan berkah, bagi penduduk bumi yg menengadah. Hujan itu menghalangi manusia berpergian dgn berbagai kepentingan.
Bel berbunyi tanda pulang, sorak gembira di kumandangkan, akan tetapi keinginan siswa-siswi MA AL- HIKMAH utk kembali ke rumah terhalangi dgn hujan siang itu.
Berjejer di depan kelas duduk manis menunggu hujan reda. Di sela-sela irama air yang jatuh dari atap ke tanah, dengan tergesa-gesa Doni berlari menghampiri Ana.

“Assalamu’alaikum” sapanya kpd Ana yg berada di depan pintu kelas XII IPA 1
“Wa’alaikumusalam, ada apa Don ? Kok lari segala” jawab Ana, salah satu penduduk kelas tersebut
“iya, ku dapat amanat dari Ibu Indah kamu dan Winda suruh ke kantor menemui beliau sekarang”
“aku dan Winda ? Iya dah nanti tak kesana, trimz ya”
“iya sama-sama” jawab Doni seraya meninggalkn kelas.
“kok aneh, tidak biasanya beliau memanggilku ada apa ya ?” bertanya-tanya Ana dlm hati.
Berjalan menghampiri Winda yg duduk dgn Nita.
“hay Win tadi Doni anak XII IPS 2 bilang kita suruh nemuin Bu Indah sekarang di kantor, ehh kamu tau gak kira-kira apa ?” kata Ana sambil menepuk pundak Winda.
“ehh serius na. Jadi takut nie” jawab Winda
“olimpiade mungkin !” nita menyela
“ahh masak sihh gak mungkin !” jawab Ana
“ya sudah dari pada penasaran, ayo ke kantor” ajak winda.
Berjalan hati-hati menuruni tangga, menerobos air yang turun tepat pda genting yg retak. Terlihat Bu Indah di depan pintu kantor, dgn cepat Ana dan Winda menghampirinya.
“Assalamu’alaikum” sapa Winda dan Ana
“Wa’alaikumusalam, la ini. Lama sekali kalian, ditunggu-tunggu tidak segera datang. Langsung saja ini saya bingung mencari 1 peserta olimpiade fisika tingkat kabupaten, ada soal kerjakan waktunya 1 jam, jangan lihat buku, kumpulkan ke saya nanti” kata Bu Indah sambil menyodorkan dua lembar soal ke ana dan winda.
” Ana aja bu !” pinta Winda
” Winda bu !” tak kalah Ana
” ahh tidak usah saling menunjuk, yang penting kalian kerjakan selesai langsung kumpulkan, nanti saya yang akan menilai” jawab bu Indah dengan nada agak tinggi.
Tidak ada kesempatan bicara, mereka segera pamit ke kelas utk mengerjakn soal terebut.
Di temani hujan mereka mengerjakan soal dgn seksama, walau terkadang mereka lupa rumus.
Tepat satu jam, dgn hati dak. .dig. .dug. .derr keringat dingin meleleh mereka mengumpulkan jawaban.
“yang penting berusaha hasilnya nanti kita serahkan Allah SWT” kata Ana
“iya apapun hasilnya, pasti yg maju yg terbaik” tambah winda
“ayo pulang win, sudah reda ni hujanya” ajak ana
“iya sippz, ”

******
Esok yg cerah utk sebuah pengharapan, Ana menyambut mentari pagi dgn senyum dan do’a. Pengharapan bisa ikut olimpiade, ia haturkan lewat alunan do’a di sepertiga malamnya.

Berjalan menuju kelas.
“tepat hari senin akhir bulan tidak ada upacara. Seperti biasa pembinaan wali kelas, mungkin persiapan buat ulangan” gumamnya dlm hati.
Setelah pembinaan selesai, mulailah pelajaran, tapi sayangnya kosong. Waktu yg cukup baik membahas kegiatan pasca semester. Toni selaku ketua kelas membuka rapat kelas. Mulailah Toni membagi anak yg akan dikirim dlm perlombaan pasca semester, yg waktunya bersamaan dgn olimpiade.
Ana dapat pidato bahasa arab, itu jika ia tidak maju dalam olimpiade fisika, sedang winda dapat Qosidah, sama itupun jika ia tidak ikut olimpiade.

Jam istirahat, Ana tersenyum sendiri.
“hmmb, pengen senyum terus, semuga saja dapat kabar gembira” bisiknya dlm hati.
Ternyata benar, putusan sudah ditetapkan, ternyata Winda yang maju mengikuti olimpiade. Mendengar itu, Ana tidak bisa kecewa sepenuhnya, karena virus ingin senyum masih menyerang.
“terimakasih ya Robb, atas belaian lembut Mu dalam hatiku, walaupun rasa kecewa ini belum bisa hilang” syukurnya dlm hati.
Berpapasan dengan Winda.
“Hay win, selamat ya kamu yang maju”
“iya na, dan kamu pidato bahasa arab”
“he’m sama-sama berjuang ya”
“iya sippz ku duluan na, mau bimbingan dulu” ucap winda meninggalkn Ana
“tetap tersenyum walaupun tidak ikut setidaknya bisa mensupport. Allah pasti memberikan yg terbaik” ana menghibur diri.
Satu minggu berlalu dengan kesulitan dan kemudahan ulangan semester. Kini tiba perlombaan pasca smester maupun olimpiade.
Hari yang ditunggu-tunggu tiba juga pengumuman hasil lomba dan pembagian rapot. Detak jantung para murid mengetarkan kelas. Sampai akhrnya pembacan juara kelas.
“juara 1 diraih oleh Ana Salsabila” ucap wali kelas XII IPA 1
sorak gembira disuarakan. Ana dengan segera sujud syukur dg deraian air mata bahagia.
“dan kelas kita mendapat juara 1 pidato bahasa arab yg dibawakan oleh Ana” tambah wali kelas
“utk olimpiade fisika tingkat kabupaten mendapat harapan 1 yg dibawakan oleh winda”
ucapan hamdallah dan selamat mewarnai kelas tersebut.
” trimakasih ya Robb Engkau begitu pemurah, Engkau memberikan yg ku butuhan bukan yg ku inginkan. Janji Mu benar. Islam memang indah.” do’anya dlm hati

Oleh : Siti Nur Alifah Mujayanah

LKMAI FP Indahnya Islam 2012

About islami123

jendela islami,. Menggapai Indahnya hidup dengan beribdah dan saling berbagi

Posted on 12 September 2012, in Cerpen Islami, LKMAI Edisi 1. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar